-->
thumbnail

Makalah Anatomi dan Fisiologi Kuda

Posted by Yushan on Thursday, March 16, 2023

 BAB II PEMBAHASAN

 

A. Kuda

            Kuda adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukan dalam ordo perissodactyl. Dalam hal kekerabatan kuda memiliki kesatuan nenek moyang dengan tapir dan badak. Kuda merupakan satu dari hewana modern paling sukses dari genus Equus, hal tersebut dikarenakan kemampuannya dalam bertahan hidup dari seleksi alam dan kemampuannya dalam berevolusi yang sangat baik (Anonim, 2011a).

 

B. Anatomi Kuda

1. Sistem Kerangka Kuda

Tulang terdiri atas tulang keras (Os) dan tulag rawan (Cartilago). Semua tulang dibungkus oleh selaput jaringan ikat yan disebut periost. Menurut Anonim (2010), berdasarkan bentuknya tulang dibagi menjadi:

1)      Tulang pipa (Ossa longa)

Ciri-cirinya adalah berbentuk silindris memanjang dan kedua ujung membesar (epifise). Contohnya: tulang paha (os femus) dan tulang lengan (os humerus)

2)      Tulang pipih (Ossa Plana)

Cirri-cirinya adalah berbentuk pipih, permukaan datar dan bertugas melindungi bagian tubuh yang lunak seperti otak dan alat-alat dalam. Contohnya: tulang belikat (os scapula) dan tulang panggul (os coxae).

3)      Tulang pendek (Ossa Brevis)

Berdasarkan letak dan fungsinya, tulang dibagi dalam 3 kelompok :

1)      Axial Skeleton (Kerangka Sumbu)

Meliputi; tulang belakang (columna vertebralis), tulang rusuk (os costae), tulang dada (os sternum), tulang kepala (ossa cranii).

2)      Appendicular skeleton (Tulang Anggota Gerak)

Appendicular skeleton dibedakan menjadi extremitas anterior dan extremitas posterior.

3)      Viesceral Skeleton (tulang yang berkembang dalam organ dalam atau organ lunak).

Seperti; os penis (tulang kelamin jantan pada anjing), os cardis (tulang jantung pada sapi) .

Menurut Anonim (2012), pada dasarnya kerangka tubuh hewan dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :

1)      Ossa cranii, dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

a)      Bagian tengkorak; os ocipitale (tulang kepala belakang), os sphenoidale (tulang baji), os othmoidale (tulang rapis), os parietale (tulang ubun-ubun), os frontale (tulang dahi), os temporale (tulang pelipis).

b)      Pars splanehno cranii; os morale (tulang pipi), os lacrimale (tulang air mata), os nasale (tulang hidung), os premaxillare (tulang rahang atas muka), os maxillare (tulang rahang atas), os mandibulare (tulang rahang bawah).

2)      Columna vertebralis (susunan tulang belakang), yang terdiri dari :

a)      Vertebrae cervicalis (ruas tulang leher)

b)      Vertebrae thoracales (ruas tulang punggung)

c)      Vertebrae lumbales (ruas tulang pinggang)

d)     Vertebrae sacrales (ruas tulang kemudi)

e)      Vertebrae coccygeales (ruas tulang ekor)

f)       Ossa castae (tulang-tulang rusuk), turut membentuk dinding sebelah lateral dari ruang dada. Terdapat berpasangan kiri dan kanan. Jumlahnya sebanyak ruas tulang punggung; pemamah biak 13 pasang, kuda 18 pasang, babi     14-15 pasang, carnivore 13 pasang.

g)      Ossa sternum (tulang dada), meliputi :

h)      Manubrium sterni

i)        Processus xiphoideus

j)        Carpus sterni

k)      Crista sterni

3)      Ossa ekstremitas, dibedakan menjadi 2 bagian yaitu :

a)      Ossa ekstremitas thoracalis (tulang kaki muka) diantaranya : os scapula, os humerus, os radius, os ulna, ossa carpi, ossa metacarpalia, digit (os phalanx).

b)      Ossa ekstremitas pelvinae (tulang kaki belakang), diantaranya : os coxae, os femur, os tibia, os fibula, ossa tarsi, ossa metatarsalia, digit (os phalanx).

 

2. Sistem Perototan Kuda

Jaringan otot merupakan bagian yang penting yang menyusun beberapa organ pada tubuh ternak. Secara garis besar ada tiga tipe otot, yaitu: otot polos, otot jantung dan otot skeletal (Anonim, 2010).

1)      Otot Polos

Adalah otot yang membangun organ yang tidak dapat di kontrol misalnya saluran pencernaan. Otot polos juga di temukan di dalam pembuluh darah usus, dan organ lain yang tidak berada di bawah perintah otak.

Otot polos tampak tersusun dalam dua lapisan, lapisan dalam sel otot polosnya tersusun melingkar dan lapisan sebelah luar sel otot polosnya tersusun memanjang dan berinti sel. Ciri-ciri otot polos, Sel-sel berbentuk spidal- Inti di tengah- Serabut-serabut retikuler transversal menghubungkan sel-sel otot.

2)      Otot Jantung

Merupakan otot yang membangun jantung. Otot jantung juga merupakan otot yang tidak dapat diperintah, kontraksinya tidak tergantung pada actor luar (ekstrinsik). Otot jantung terdiri dari tiga bentuk otot, yaitu otot atrial, otot ventricular, dan serabut otot purkinje.

3)      Otot Rangka

Merupakan otot yang membangun sebagian besar tubuh. Serabut otot pada penampang memanjangnya tampak sebagai pita-pita panjang yang tersusun sejajar satu sama lainnya. Intinya berbentuk lonjong, jumlahnya banyak dan terdapat di tepi serabut tepat di bawah sarkolema. Miofibri serabut otot rangka mengandung keping-keping gelap dan terang secara berurutan dan pada tiap myofibril letaknya pada ketinggian yang sama. Diantara serabut-serabut otot terdapat jaringan ikat kendur yang di sebut endomisium (Anonim, 2012).

 

3. Sistem Pencernaan Kuda

Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di bagian caecum. Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian belakang. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme.

Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat dan fungsi pencernaan kuda:

1.      Rongga Mulut (mouth)

Mulut merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva. Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik. Kuda dapat menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan. Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relative kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk menentukan umur umur dengan melihat : penyembulan (erupsi), pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.

2.      Pharynx dan Esofagus

Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti.

3.      Lambung
Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.

4.      Pankreas
Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.

5.      Usus Kecil

Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.

6.      Usus Besar

Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3) Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh. Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam

 

Berdasarkan macam pakannya maka kuda termasuk ternak herbivora, dan berdasarkan organ pencernaanya termasuk ternak non ruminansia. Organ pencernaan bagian depan pada ternak kuda sama dengan organ pencernaan dari ternak non ruminansia lainnya, sedangkan pada bagian belakang terdapat perbedaan yakni sekumnya besar yang berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fermentasi oleh mikroorganisme.

MO pada sekum kuda mempunyai kemampuan yang sama dengan MO yang terdapat dalam rumen yakni mampu memecah atau mencerna selulosa dan hemiselulosa (serat kasar). Perbedaannya : Proses fermentasi yakni pada kuda terjadi dibagian akhir (sekum) sedangkan ruminansia di bagian awal (rumen) dari organ pencernaan.

Sistem pencernaan pada kuda meliputi pengambilan Makanan (feed consumtion), pengunyahan, pencernaan, absorpsi dari nutrien dan mengeliminasi bahan yang tidak tercerna dalam bentuk limbah solid. Proses pencernaan kuda memakan waktu 65-75 jam (mulai dari mulut sampai bahan pakan yang tidak tercerna dibuang keanus).

 

4. Sistem Peredaran Darah Pada Kuda

Sistem peredaran darah pada kuda pada umumnya menyerupai kelompok mamalia lainnya, dimana. Jantung terletak di daerah rongga dada bagian kiri tepatnya diantara kedua paru-paru. Jantung mamalia dibungkus oleh selaput pelindung tipis yaitu pericardium, berlapis dua yaitu lamina panistalis sebelah luar dan lamina viceralis yang menempel pada dinding cor (jantung) itu sendiri. Diantara kedua lembaran itu terbentuk cavum pericardi yang berisi liquor pericardi. Jantung mamalia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu:

a.    2 atrium : 1 atrium dekster (serambi kanan) dan 1 atrium sinister (serambi kiri)

b.    2  ventrikel : 1 ventrikel dekster (bilik kanan) dan 1 ventrikel sinister (bilik kiri)

Antara serambi kiri dan bilik kiri dibatasi oleh katub berdaun dua (valvula bikuspidalis) dan disokong oleh otot korda tendinae, untuk mencegah mengalirnya darah dari bilik ke serambi. Sedangkan, antara serambi kanan dan bilik kanan dibatasi oleh katub berdaun tiga (valvula trikuspidalis). Peredaran darah pada mamalia memiliki sistem peredaran darah ganda yaitu:

1.      Pulmoner

a.       Ventrikel kanan memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmoner

b.      Ketika darah mengalir melalui kapiler paru-paru kanan dan kiri, darah mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbondioksida (CO2)

c.       Darah yang kaya oksigen (O2) akan kembali dari paru-paru melalui vena pulmoner ke atrium kiri jantung

d.      Kemudian darah tersebut mengalir ke ventrikel kiri ketika ventrikel kiri membuka  dan atrium berkontraksi

e.       Ventrikel kiri memompa darah yang kaya oksigen (O2) keluar jaringan tubuh melalui peredaran darah sistemik

2.      Sistemik

a.       Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui aorta yang mengirimkan darah ke arteri menuju seluruh tubuh

b.      Aorta terus memanjang ke arah posterior menuju kapiler di organ abdomen dan kaki

c.       Di masing-masing organ tersebut arteri akan bercabang menjadi arteriola dan bercabang lagi menjadi kapiler, dimana darah banyak melepaskan oksigen (O2) dan mengambil karbondioksida (CO2) hasil respirasi seluler. Kapiler akan menyatu kembali membentuk venula yang akan mengirimkan darah ke vena.

d.      Darah yang miskin okisgen (O2) dari kepala, leher dan tungkai depan disalurkan ke dalam vena besar yang disebut vena cava anterior, yang mengalirkan darah dari bagian utama dan tungkai belakang. Vena besar lainnya disebut vena cava posterior.

e.       Kedua vena cava itu mengosongkan darahnya ke dalam atrium kanan sebelum kemudian darah yang miskin oksigen (O2) itu mengalir kedalam ventrikel kanan.

 

C. Fisiologi Kuda

1. Sistem Reproduksi Kuda

 

1.   Polyestrus musiman

Disetiap negara memiliki iklim yang berbeda-beda. Pada negara yang beriklim sub- tropis, selama musim dingin sebagian besar kuda berada dalam keadaan diam dalam system reproduksi (hibernasi) yang disebut anestrus. Selama waktu ini, kuda betina tidak akan menanggapi kuda jantan, indung telur kuda betina tidak mengembangkan struktur apa pun dan sekresi hormon ovarium yang minimal. Situasi berubah secara dramatis selama musim semi dan musim panas. Saat siang hari, sekresi hormon ovarium meningkat. Kuda betina akan mulai mengalami serangkaian siklus estrus. Siklus-siklus ini  akaberulang  pada interval  21  hingga 23  hari  sampai  terjadi kehamilan atau sampai titik di mana hari-hari lebih pendek dan ia kembali menjadi anestrus. Siklus estrus hanya selama bagian terbatas tahun disebut polyestrus musiman. Salah satu cara untuk menghindari polyestrus musiman untuk pembiakan awal adalah melalui paparan cahaya buatan.

 

2.   Perilaku Reproduksi

Dua tahap siklus estrus yang berbeda umumnya dibedakan oleh respons perilaku kuda terhadap kuda jantan. Estrus berlangsung rata-rata 5 hingga 7 hari, periode panas terpanjang dari hewan peliharaan. Estrus ditandai dengan penerimaan terhadap kuda jantan. Kuda betina yang menunjukkan perilaku estetika klasik akan mengadopsi cara buang air kecil - berjongkok dengan kaki terbuka dan ekor terangkat.

 

Gambar 2. Perilaku kuda betina saat estrus

 

Kuda betina akan sering buang air kecil dalam volume kecil dan mengekspos klitorisnya dengan membuat vulvanya (mengedipkan mata). Jika kuda jantan mendekat, dia mungkin bersandar padanya. Kebanyakan kuda menghentikan perilaku estrus dalam 24 hingga 48 jam setelah ovulasi. Ini menandai awal dari tahap lain dari siklus, diestrus, yang berlangsung dari 14 hingga 16 hari. Selama diestrus, kuda menolak kuda jantan dengan perilaku yang biasanya terlihat dalam bentuk pengalihan ekor, memekik, memukul, menggigit dan / atau menendang. Pembagian yang didefinisikan secara perilaku ini dalam siklus estrus kira-kira sejajar dengan peristiwa yang terjadi di ovarium, yang ditentukan oleh sistem endokrin (hormon).

Lutenizing Hormone (LH) bertanggung jawab untuk merangsang ovulasi dan mendukung tahap awal pengembangan corpus luteum. Pola sekresi LH pada mare berbeda dari hewan domestik lainnya. LH disekresi untuk jangka waktu yang lama, dimulai pada inisiasi estrus perilaku, memuncak pada dua hari setelah ovulasi dan menurun selama fase luteal awal. Ovulasi umumnya terjadi menjelang akhir estrus. Penting untuk menyadari bahwa estrus adalah peristiwa perilaku sementara ovulasi adalah peristiwa fisik. Meskipun estrus dan ovulasi biasanya terjadi bersamaan, ovulasi tidak tergantung pada estrus, estrus juga tidak memastikan ovulasi

 

Gambar 3. Siklus estrus pada kuda betina

 

3.   Managemen Reproduksi

 

Efisiensi reproduksi kuda adalah yang terendah dari semua hewan peliharaan kita. Rata-rata untuk anak kuda hidup dan kuda yang dibiakkan dalam pembiakan kuda yang dikendalikan manusia sedikit di atas 50 persen. Kuda betina ini sangat unik dalam banyak pendekatannya terhadap reproduksi, baik secara perilaku maupun fisiologis. Namun, intervensi manusia dalam proses pemuliaan jelas memainkan peran dalam inefisiensi reproduksi. Sangat menarik untuk dicatat bahwa kuda di populasi kuda liar (liar) sering mencapai efisiensi 80 persen.

Salah satu alasan kinerja reproduksi yang buruk adalah kenyataan bahwa hanya sedikit peternak kuda yang memilih pengembangbiakan kuda mereka untuk efisiensi reproduksi. Kuda jantan dan kuda betina dipilih untuk prestasi atletik mereka, untuk silsilah mereka atau untuk kecantikan mereka. Alasan-alasan ini merupakan nilai kuda saat ini, tetapi setiap orang harus menyadari masalah potensial ketika efisiensi reproduksi tidak dipertimbangkan. Kuda betina yang berharga menurut standar- standar ini, tetapi bukan produsen yang efisien, akan sering disimpan, dimanjakan, dan dibujuk untuk hamil dan bukannya dimusnahkan. Ini seringkali merupakan proses yang mahal, dan jika ia harus memiliki keturunan, inefisiensi reproduksinya dapat diturunkan ke generasi mendatang.

Aspek negatif lain dari manajemen manusia adalah bahwa kita sering berusaha membiakkan kuda betina di luar musim reproduksi alami mereka. Dibiarkan keperangkat mereka sendiri, kuda biasanya kawin selama hari-hari musim semi dan musim panas yang lebih lama dan lebih hangat. Dikombinasikan dengan periode kehamilan 11 bulan yang luar biasa panjangnya, Mother Nature telah memberi mereka kondisi di mana anak kuda akan lahir ketika peluang mereka untuk bertahan hidup dimaksimalkan. Sayangnya, banyak pendaftar breed kuda telah memutuskan bahwa tanggal lahir universal untuk kuda adalah 1 Januari setiap tahun. Oleh karena itu, untuk mendapatkan keuntungan perkembangan untuk kuda mereka dalam kompetisi, banyak peternak mencoba untuk memiliki kuda betina sedekat mungkin dengan 1 Januari. Hal ini membutuhkan kuda betina di bulan Februari ketika sebagian besar secara fisiologis tidak mampu bereproduksi dalam kondisi alami.

Sebuah fotoperiode buatan dapat digunakan untuk memanipulasi siklus alami kuda hingga waktu yang normal baginya untuk berkembang biak. Agar memiliki kuda betina terbuka secara normal pada bulan Februari, ia harus terpapar rejimen siang hari yang diperpanjang selama sekitar 60 hari sebelum waktu itu. Cara yang paling umum dilakukan untuk mencapai hal ini adalah dengan mengekspos kuda selama 16 jam cahaya (alami dan buatan manusia) dan 8 jam kegelapan mulai dari pertengahan hingga akhir November. Ini sesuai dengan hari-hari panjang Mei hingga Juli, ketika kuda betina biasanya akan berputar.

Status gizi kuda telah terbukti memainkan peran penting dalam siklus reproduksi. Mares hamil lebih cepat dan mempertahankan kehamilan lebih konsisten jika mereka memasuki musim perkembangbiakan dalam kondisi tubuh tingkat tinggi versus tingkat yang sangat tipis. Kombinasi siang hari yang diperpanjang dan kondisi tubuh sedang hingga berdaging adalah salah satu skema manajemen yang paling praktis dan bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi reproduksi pada kuda betina.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kuda adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukan dalam ordo perissodactyl.

Pembahasan Anatomi kuda pada makalah ini meliputi :

1. Sistem Kerangka

2. Sistem Perototan Kuda

3. Sistem Pencernaan

3. Sistem Peredaran Darah

Sedangkan pembahasan Fisiologi Kuda Meliputi Sistem Reproduksi yaitu:

1. Polyestrus Musiman

2. Perilaku Reproduksi

3. Managemen Reproduksi

 

B. Saran

            Dalam penyusunan dan penulisan makalah ini, kami selaku penulis makalah sangatlah paham begitu banyak kekurangan dalam pembahasan da nisi makalah ini. Oleh karenanya kami sangat membutuhkan masukan dan saran yang membenagun demi penyempurnaan isi makalah ini ke depannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Anonimus. 1990. Anatomi Hewan. Laboratorium Anatomi Hewan, Fakultas Biologi : UGM. Yogyakarta.

 

Anonym.2020. Understanding Reproductive Physiology and Anatomy of the Mare. United States Departement of Agriculture.

 

Blakely, James and David H. Bade, 1991. Ilmu Peternakan edisi IV. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

 

Busato, Eduarda M. 2017. Reproductive Physiology of the Equine. Reproduction Biotechnology in Farm Animals, Federal University of ParanĂ¡ (UFPR), Curitiba-PR, Brazil.

 

Sarwono, B. 1993. Beternak Kambing Unggul. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

 

Smith, John. B dan Soesanto Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

 

Steven M. Jones. 2019. Understanding Reproductive   Physiology and Anatomy of the Mare. University of Arkansas, United States Department of Agriculture, and County Governments Cooperating.

 

Strickland, Charlene. 1996. Anatomy and Physiology of a Mare’s Reproductive System. Diakses di            https://thehorse.com/14840/anatomy-and-physiology-of-a-mares-reproductive-system/ pada tanggal 18 Maret 2020.
6:53:00 PM